BORNEO TIMES – BERAU

Rangkaian pesta budaya Dayak Kenyah yang dibuka secara resmi oleh Bupati Berau Hj Sri Juniarsih MAS.Mpd pada 09/07 di Tepian Buah kecamatan Segah kabupaten Berau berlangsung meriah.
Beberapa Tarian adat budaya dayak kenyah serta perpaduan musik kulintang yang disuguhkan kepada tamu undangan ramaikan pesta adat budaya yang diselenggarakan setiap tahun saat menyambut musim panen.
dua putri Dayak Kenyah yang datang dari Kutai Barat , Bungan Margaret Julius dan Stevani Luis mengatakan, ungkapan rasa syukur atas keberhasilan masyarakat Dayak Kenyah.
Iya juga (Bungan) katakan,ini merupakan wujud kegembiraan kita atas hasil kerja keras nenek moyang sebelumnya sehingga bisa mensejahterakan masyarakat,” ucapnya
Dengan mengambil tema Lamin Adat “Pelencau Apui” mantan Putri pariwisata asal Kubar ini sedikit menceritakan pengertian dari Lamin Adet yang berarti Rumah Adat dan ruangannya besar ini dibuat agar keluarga besar yang datang dari berbagai tempat bisa bertemu kangen, berpesta budaya dan menyambut kegembiraan serta mengucapkan syukur kepada sang maha pencipta
Sedangkan Lencau Apui dikatakan Bungan tak lain adalah nenek moyang kami yang menyatukan ragam kebudayaan Dayak Kenyah di Kaltim dan Kaltara, dan juga awal mulanya pendiri perkampungan baru, dengan membawa sanak kerabat di kampung Tepian Buah ini.
Kedua orang tua Bungan dan Fani merupakan cucu sang mendiang Lencau Apui yaitu pak Luis Gun dan Yulius Gun yang juga tokoh adat dayak kenyah saat ini membenarkan sekilas cerita kedua anaknya.
Bahkan pak Yulius Gun dan Luis Gun menambahkan kakek kami mempunyai tujuh orang kakak beradik, dan menyebar di seluruh pelosok Kalimantan.
Dikatakannya kakek kami adalah satu dari suku dayak Kenyah Lepoq Jalan semula hidup berkelompok dalam sebuah sistem umaq (rumah panjang) dan lepoq (huma). Semula mereka bermukim Long Nawang dan Long Ampung yang kemudian bermigrasi ke berbagai daerah di Kalimantan Timur.
Pemukiman Dayak Kenyah di Kabupaten Kutai Timur berada di wilayah Kecamatan Batu Ampar, Busang, Kongbeng, Long Masengat, Muara Ancalong, Muara Bengkal, Muara Wahau dan Telen. Sedangkan di Kabupaten Berau di Kecamatan Kelay. Segah dan Sambaliung.
pak Luis Gun menceritakan awal mula kakek kami lencau Apui mengumpulkan sanak keluarga di kampung tepian buah awal beliau masuk tinggal di kampung Gunung Sari seiring berjalannya waktu Lencau Apui ( kakek) melakukan survei sebelum memastikan tepian buah layak dijadikan perkampungan dan hingga kini anak cucu kakek Lencau Apui hidup turun temurun menetap tinggal di kampung ini.
Sementara itu asal muasal Suku Kenyah adalah suku Dayak[1] yang termasuk rumpun Apokayan yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Belaga, Sarawak.
Dari wilayah tersebut suku Kenyah memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara melalui sungai Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apo Kayan yang sebelumnya ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau.
Pergerakan suku ini menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam dan akhirnya sebagian menetap di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda. Sebagian lagi bergerak ke hilir menuju Tanjung Palas. Di Kutai Barat sendiri terdapat 2,4% penduduk yg merupakan suku Kenyah.
Berbagai daerah yang di diami  tersebut di antaranya adalah Apau Da’a, Kecamatan Kayan Ulu, dan kemudian mereka terus menyebar ke daerah-daerah yang lainnya di Kalimantan termasuk di Kampung Tepian Buah, Segah kabupaten Berau.
Yang pada akhirnya, menciptakan kurang lebihnya adalah sekitar 40 anak suku yang sedatuk atau seketurunan dengan suku Dayak Kenyah.
Berikut urutan nama dan anak2 keturunan pelencau apui :
Alm ank ke-1 Y.Gun Lencau
Alm ank ke-2 Ligit Lencau Alm.ank-3Jating Lencau, Alm.ank ke-4 Isin Lencau Alm ank ke-5Lerin Lencau, dan Alm ank ke-6 Mendan Lencau.
( Kontributor media Media BreakingNwes**)